ASIA.COM – Sebelum era 1930, penulis misteri mengikuti pola pada misteri pembunuhan modern dengan tokoh C. Auguste Dupin, menetapkan standar untuk karakter detektif seperti Sherlock Holmes atau Hercule Poirot. Namun semua itu berubah setelah muncul tokoh fiksi Sam Spade, seorang detektif swasta yang membawa cerita detektif dengan gaya dan tema yang unik.
Adalah Dashiel Hammet, seorang penulis yang dulunya detektif swata sungguhan menulis tokoh Sam Spade, detektif sangat berbeda dan cerita pembunuhan yang berbeda dari tren “ruang tamu.” Hammett seolah membawa pembunuhan “dari ruang tamu ke selokan, tempat seharusnya”.
Sam Spade berurusan dengan orang-orang rendahan, bejat, penipu, dan bangsawan korup yang bergaul dengan mereka. Para detektif itu sendiri tidak begitu jujur, jauh dari kesan heroik.
Setelah kesuksesan novel-novel Hammett, penulis lain, terutama Raymond Chandler, membantu mengukuhkan detektif swasta “hard-boiled” sebagai elemen pokok dalam cerita misteri, baik di halaman maupun layar. Kita berterima kasih kepada Hammett untuk detektif-detektif seperti Phillip Marlowe, Mike Hammer, Spenser, Easy Rawlins, Jake Gittes, dan bahkan Jack Reacher.
Ikon Budaya yang Ceritanya Sedikit
Kemunculan sosok Sam Spade di dunia sastra hanya sedikit. Hanya muncul dalam The Maltese Falcon (1930) dan tiga cerita pendek kurang berpengaruh setelahnya, namu telah menjadi ikon budaya populer dan secara luas diakui sebagai jenis penyelidik swasta ikonik dalam fiksi detektif “hard-boiled” tahun 1930-an dan 1940-an.
Mengutip esai “Sam Spade – Anatomy of A Private Investigator” yang ditulis Jesper Gulddal, dari Universitas Newcastle, Australi, Sam Spade menggali mitologi Amerika yang tertanam tentang individualisme dan kemandirian, tetapi juga merespons fenomena kejahatan perkotaan modern, dan lebih umumnya, terhadap gejolak sosial dan politik yang merusak Amerika Serikat pada waktu itu.
Saat berjalan di “jalan-jalan berbahaya” San Francisco dengan percaya diri dan kecerdikan, Spade selalu menjadi ahli dari situasi apa pun yang membingungkan atau berbahaya.
Ia memiliki kualitas yang diperlukan untuk keluar sebagai pemenang dalam dunia yang brutal, di mana setiap orang untuk dirinya sendiri: tanpa perasaan, sudah bosan, dan oportunis baik secara finansial maupun seksual. Spade juga berkomitmen pada kode etik pribadi yang membedakannya dari penjahat yang ia buru.
Karakter Datar yang Relatable
Seperti namanya, Spade juga adalah karakter “datar”; dan ia tentu bukan salah satu dari tokoh sastra yang kita rasakan akrab saat menutup buku. Jika pembaca kadang-kadang merasakan rasa relatable, khususnya pembaca Amerika Serikat, hal itu bukan hanya karena realisme yang sempurna dari karakter tersebut.
Karena pada dasarnya karakter sastra adalah model yang dilengkapi dengan tingkat transparansi dan kejelasan yang jarang kita temui pada orang sungguhan. Berbeda dengan Sam Spade.
Sam Spade bukanlah individu yang dapat dimengerti secara psikososial, tetapi pandangan, sikap, gaya.
“Seperti yang saya argumenkan di sini, Spade pada akhirnya adalah kumpulan dari lima fitur utama: penampilannya, perlakuannya terhadap wanita, perlakuannya terhadap pria, metodenya bekerja, dan kode etik profesionalnya,” kata Jesper Gulddal.
Seperti Detektif Swasta di Dunia Seungguhnya
Dashiel Hammet sendiri mengungkapkan bahwa Sam Spade adalah pria impian yang karakternya dibuat lebih masuk akal, seorang detektif yang memiliki pekerjaan detektif swasta yang bekerja dengan metodenya sendiri, terkadang bersinggungan dengan polisi.
Bila detektif Inggris dikenal sebagai sosok yang “gentlemen”, maka Sam Spade adalah sosok “tough guy”, penuh dengan aksi, memiliki karakter yang keras, dan terkadang licik demi tujuan kebaikan, seperti yang terlihat dalam novel “The Maltese Falcon”.
Menurut William DeAndrea, penulis “Encyclopedia Mysteriosa”, novel ini dianggap sebagai pecentus kisah “private eye” (P.I) yang menampilkan tokoh dengan nuansa lingkungan yang kelam, tidak lazim, tapi memiliki kode etik yang tak terbantahkan. (Detektif M)