ASIA.COM – Tengah marak di kalangan pengguna sosial media permintaan pertemanan dari akun yang tidak kita kenal. Dengan menampilkan foto profil dan data diri yang menarik, membuat banyak pengguna sosial media menerima pertemkanan yang ternyata memiliki maksud lain yang merugikan orang itu sendiri.
Permintaan pertemanan dari orang yang tidak dikenal di media sosial sering kali bisa menimbulkan kecurigaan. Banyak orang yang menggunakan akun palsu atau anonim untuk berbagai tujuan.
Hal itu juga yang dialami oleh Jubun, seorang detektif swasta Indonesia yang pernah mengalami hal serupa, termasuk dari para klien yang menyewa jasanya.
Saat dihubungi lewat telepon, Jubun mengungkapkan ada beberapa permintaan pertemanan dari akun dengan foto profil perempuan cantik yang tidak ia kenal sebelumnya.
Baca Juga: Kisah Detektif Jubun Menyusup ke Gym Demi Menyeret Pelaku Investasi Bodong ke Meja Hijau
“Awalnya saya sempat heran dan juga penasaran ada banyak Akun cewek-cewek cantik mengajak saya kenalan di media sosial saya. Bukan hanya mengajukan permintaan pertemanan namun mereka juga menyapa saya melalui Kotak Masuk media sosial saya,” kata Jubun.
“Saya merasa aneh. Itu cewek cantik kok mau ajak kenalan?” kelakarnya.
Jubun yang seorang detektif pun merasa curiga. Ia pun meneliti dengan seksama akun tersebut dan menemukan beberapa keanehan. Sehingga ia pun mendata apa saja modus yang dilakukan pelaku sebelum berkenalan.
1. Mereka juga mengikuti lingkup teman dekat akun yang menjadi target
Salah satu modusnya untuk membuat target lengah adalah menjadi followers dari circle pertemana target.
“Mereka juga berteman dengan teman saya namun tidak beraturan circle-nya (lingkarannya). Berteman dengan teman sekolah saya sebagian, trus berteman juga dengan beberapa partner bisnis saja, dan kemudian berteman dengan partner bisnis saya. Jadi circle pertemanannya loncat-loncat tidak beraturan,” kata Jubun,
2. Unggahan foto cantik sendirian
Sering memposting foto-foto cantik sendirian atau bersama teman atau sedang minum segelas anggur, anehnya sama sekali tidak ada temannya yang komen. Juga tidak ada penyebutan.
Baca Juga: Tips Mencari Orang Hilang dan Buronan ala FBI dan Detektif Swasta Profesional
“Saya pun menyadari bahwa akun tersebut adalah akun palsu yaitu dibuat dengan identitas palsu.”
Tujuan utama
Lalu, apa tujuannya akun-akun tersebut mengajak berteman? Berdasarkan pengalaman Jubun, tujuannya sangat beragam.
1. Mengajak investasi, berbisnis, dan memberikan pekerjaan
Banyak dari mereka, menurut Jubun iseng mengajak investasi, berbisnis atau memberikan pekerjaan. Misalnya disuruh mengerjakan tugas view dan like Youtube dengan iming-iming akan mendapatkan uang. Awalnya memang uang diberikan sedikit.
“Selanjutnya kita akan disuruh membayar sejumlah uang untuk mendapatkan pekerjaan. Akhirnya uang pun raib,” kata Jubun.
2. Love Scamming
Tujuan lain adalah Love Scamming, penipuan dengan modus cinta dan romantisme. Kata-kata indah pun mendorong korban untuk memercayakan apapun yang ia miliki kepada sang kekasih.
Sang korban pun menjadi budak cinta, atau bucin, istilah masa kininya.
Kata-kata cinta yang membuai menjadi cara pelaku memikat korban. Setelah korban terpikat, pelaku mengatakan membutuhkan uang untuk beragam alasan, misalnya beli tiket kendaraan, sekolah, bisnis, dan lain sebagainya. Korban terjebak dan memenuhi permintaan tersebut. Begitu mendapatkan uangnya, pelaku menghilang.
Banyak klien Detektif Jubun yang juga kerap mendapatkan kasus seperti ini.
3. Video sex cam dengan tujuan pemerasan.
Kalau sudah bucin, tak jarang beberapa pelaku akan melanggkah lebih jauh. Yaitu menawarkan video sex yang tujuannya untuk menjebak target.
“Seringkali berakhir dengan pemerasan. Jika tidak mau memberi uang maka aib tersebut akan disebarluaskan,” kata Jubun.
4. Meminta Quota internet, meminta sejumlah uang
Tujuan lain, para pelaku scam ini memperdaya target dengan meminta quota internet, pulsa, atau bahkan meminta uang secara langsung.
Dengan maraknya kasus spseri itu, para pengguna media sosial perlu ekstra waspada dan paham dengan modus-modus seperti ini. Detektif Jubun memberikan pesan ringan agar pengguna media sosial tidak gampang terjebak.
“Sebaiknya dicek terlebih dahulu apakah Akun tersebut asli atau palsu. Kalau akun asli tentu saja dari setiap postingannya akan ada komentar ada feedback dari teman-temannya. Jika diperhatikan lebih teliti bisa ketahuan itu akun asli atau akun palsu,” pungkasnya. (Detektif M)