
ASIA.COM — Dunia literasi Indonesia kembali mendapat sorotan melalui ajang Scarlet Pen Awards 2025 (SPA ke-6), sebuah penghargaan yang secara khusus menonjolkan karya-karya fiksi kriminal Indonesia. Tahun ini, salah satu figur yang turut kembali memberikan dukungan adalah Detektif Jubun, seorang penyelidik swasta yang dikenal luas karena kiprahnya di dunia investigasi selama lebih dari satu dekade.
Dalam wawancara khusus, Detektif Jubun berbagi pandangannya tentang pentingnya penghargaan ini bagi perkembangan literasi kriminal di Indonesia, serta bagaimana fiksi investigatif dapat menjadi jembatan antara dunia nyata dan dunia cerita.
Salah novel yang mendapat penghargaan adalah novel ‘Batu Berkaki’ karya Chandra Bientang untuk kategori Best Novel dan Best Mystery. Selain itu ada nama Naomi Midori yang terpilih menjadi Author of the Year’
Penghargaan yang Menghormati Keberanian Mengungkap Kebenaran
Menurut Detektif Jubun, penghargaan seperti Scarlet Pen Awards memiliki peran penting dalam mengapresiasi karya dan pemikiran kritis para penulis.
“Penghargaan Scarlet Pen Award adalah bentuk apresiasi yang sangat berarti bagi dunia jurnalisme investigatif. Sebagai seorang penyelidik, saya melihat Scarlet Pen Award sebagai simbol bahwa wawasan dan kreativitas tetap punya tempat terhormat.”
Ia menilai bahwa fiksi kriminal bukan sekadar hiburan, tetapi juga refleksi terhadap kerja investigasi yang membutuhkan ketelitian, keberanian, dan integritas.
Fiksi Kriminal Indonesia Semakin Matang
Sebagai praktisi yang terjun langsung di lapangan, Detektif Jubun menilai kualitas karya fiksi kriminal Indonesia kini semakin berkembang.
“Sebagai seseorang yang sudah berkecimpung malang melintang belasan tahun di dunia investigasi, saya melihat novel investigasi karya penulis Indonesia punya posisi yang semakin kuat dan matang. Banyak penulis kita mampu meramu riset lapangan, dinamika sosial, dan ketegangan psikologis dengan sangat rapi.”
Ia menekankan bahwa perkembangan ini menunjukkan kemampuan penulis Indonesia dalam mengolah bahan riset menjadi cerita yang tidak hanya menarik, tetapi juga akurat dan relevan dengan realitas.
Kekuatan Cerita Lokal yang Lebih Dekat dengan Pembaca
Salah satu hal yang membuat fiksi kriminal Indonesia menonjol, menurut Jubun, adalah kemampuannya menghadirkan nuansa lokal yang autentik.
“Yang menarik, mereka tidak hanya meniru gaya luar negeri—tapi menghadirkan karakter, konflik, dan konteks lokal yang sangat relevan dengan realitas masyarakat kita. Itu membuat cerita terasa lebih hidup dan lebih dekat dengan pembaca Indonesia.”
Keotentikan ini membuat pembaca dapat lebih memahami dinamika sosial, budaya, dan tantangan penegakan hukum yang khas di Indonesia.
Mengangkat Isu Sensitif dan Metode Investigasi Modern
Detektif Jubun juga mengapresiasi keberanian para penulis yang mengangkat tema-tema menantang.
“Saya pribadi mengapresiasi penulis yang berani mengangkat isu-isu sensitif, metode investigasi modern, dan dilema moral seorang penyelidik. Novel-novel seperti itu bukan hanya menghibur, tetapi juga membuka wawasan publik tentang bagaimana proses investigasi sebenarnya bekerja di lapangan.”
Menurutnya, karya-karya seperti itu akan membantu masyarakat melihat sisi kemanusiaan dari profesi penyelidik yang sering kali dipenuhi dilema dan tekanan psikologis.
Sebagai penutup, Detektif Jubun menyampaikan harapan besarnya untuk dunia literasi investigatif tanah air.
“Harapan saya, semakin banyak penulis Indonesia yang terus menggali cerita investigasi berbasis data, riset, dan empati. Karena pada akhirnya, investigasi yang baik—baik di dunia nyata maupun dalam fiksi—selalu berangkat dari keberanian mencari kebenaran.”