ASIA.COM – Hubungan orang tua dan anak kadang bisa menjadi tak harmonis bila tak ada lagi yang saling mau mendengarkan satu sama lain atau justru karena tidak ada komunikasi sehat.

Sehingga banyak anak yang pergi dari rumah, sementara orang tua yang keras kepala jadi tak peduli.

Saat perpisahan itu sudah cukup lama dan ada satu pihak yang merindu, akhirnya banyak orang tua yang kebingungan mencari keberadaan sang anak. Sehingga tak jarang permintaan kasus mencari anak yang hilang datang kepada para detektif swasta, termasuk detektif Jubun.

Saat ditemui Indozone, detektif swasta berdomisili di Jakarta Barat tersebut menceritakan beberapa kasus yang datang terkait hubungan orang tua dan anak yang renggang.

“Sangat sering saya mendapatkan kasus seperti ini. Ketidakharmonisan terjadi karena kurangnya komunikasi yang intens antara ortu dengan anak. Bahkan saya pernah mendapatkan klien yang merupakan tokoh agama yang sangat terkenal namun memiliki masalah dengan anak. Anaknya pergi meninggalkan rumah. Saya menemukannya di sebuah tempat kost,” kata Jubun.

“Jadi ini anak meninggalkan rumah karena merasa ayahnya tidak memperhatikannya. Ayahnya terlalu sibuk dengan kegiatan agama yang sangat padat jadwalnya.”

Salah satu kasus pertamanya adalah menemukan anak yang minggat dari rumah setelah bertengkar dengan orang tuanya.

“Saya pernah mendapat kasus di awal karir saya, ketika ada seorang yang datang menceritakan bila salah satu kerabatnya yang sudah sepuh ingin bertemu anaknya yang kabur selama empat tahun karena berkelahi,” tutur Jubun.

Nathan dan Detektif Jubun

Detektif Jubun dan putranya Nathan. (Detektif M)

Lantaran, sang orang tua yang sudah sakit dan ingin sekali ketemu anaknya, ia mendapatkan tugas untuk mencari keberadaan sang anak, yang ternyata tinggal di sebuah apartemen.

Tak hanya itu, terkedang ada anak remaja yang juga sudah salah pergaulan, sehingga orang tuanya tak lagi didengarkan. Jubun juga kerap disewa oleh para orag tua untuk menyelidiki anaknya yang bandel karena pergaulan.

“Anaknya sering bergaul dengan teman-teman yang menggunakan narkoba. Berawal dari kenalan melalui game online. Jadi awalnya teman main game yang kenal di dunia maya berlanjut copy darat alias tatap muka yang ternyata mereka pencandu narkoba,” kata Jubun.

“Jadi saya diminta mengawasi anak tersebut, memantau pergerakannya agar jangan sampai berkumpul dengan teman-teman nakal tersebut. Jika saya memberitahukan kepada ortunya bahwa anak tersebut sedang berkumpul maka ortu tersebut akan segera meluncur ke lokasi.”

Tips buat para orang tua kepada anak

Detektif Jubun, yang juga dikenal sebagai pemuka agama, memberikan berbagai masukan untuk menjaga hubungan baik pada anak. Khusus pada orang tua, ia memiliki pandangannya tersendiri.

“Menurut saya ada benarnya seperti kata Kahlil Gibran pada syairnya: Anakmu bukanlah milikmu. “Berikan kasih sayangmu, namun jangan kau paksakan kehendakmu”. Menurut saya, kita cukup memberikan kasih sayang kepada anak, memberikan nasehat, senantiasa bersamanya, ketika dimintain bantuan, bantulah. Namun jangan memaksa anak harus melakukan sesuai ekspetasi kita. Terimalah apa adanya.”

“Saya selalu memberikan contoh dan teladan. Saya sendiri terus mengejar prestasi. Saya masih kuliah. Saya juga aktif dalam beberapa organisasi sebagai pembina, konsultan, dan penasehat.”

Detektif Jubun yang memiliki putra bernama Nathan, juga kerap meluangkan waktu dengan anaknya, sehingga keteladanan terbangun.

“Saya selalu mengajak anak saya untuk bersama dengan saya. Jadi dia melihat prestasi saya dan berpacu juga ingin berhasil seperti ayahnya. Berikanlah keteladanan,” kata Jubun.

“Selalu luangkan waktu bersama anak. Jangan hanya menganggap mereka sebagai anak namun jadikan mereka sebagai sahabat. Berkomunikasilah sebagai sahabat. Itu pesan saya buat para orang tua,” pungkas Jubun.